TRAUMA SPINAL (TULANG BELAKANG)

Kejadian kerusakan syaraf akibat trauma ganda ternyata lebih sering daripada yang
diperkirakan. Kerusakaan yang sering terjadi adalah pada syaraf jari, plexus brachialis
dan sumsum tulang belakang (medula spinalis).
Prioritas pengelolaan selalu mengikuti Primary Survey serta urutan ABCDE :
A-Airway, membebaskan jalan nafas dengan melindungi tulang leher (cervical spine)
B-Breathing, bantuan pernafasan
C-Circulation, bantuan untuk sirkulasi dan pemantauan tekanan darah
D-Disability, pemantauan kesadaran dan kerusakan syaraf pusat
E-Exposure, melepas baju pasien untuk memeriksa secara lengkap semua kerusakan
pada tubuh dan ekstremitas.
Pemeriksaan korban trauma tulang belakang harus dilakukan dalam posisi netral (tanpa
melakukan fleksi, ekstensi dan rotasi pada tulang belakang).
Pasien hanya boleh dibalik atau dimiringkan dengan cara “log-rolling”
Harus dilakukan imobilisasi sebaik-baiknya dengan cara in-line immobilization,
memasang stiff cervical collar dan bantal pasir di kiri kanan kepala.
Transportasi korban dilakukan dalam posisi netral
Bila terdapat trauma tulang belakang (yang mungkin disertai) kerusakan sumsum tulang
belakang, periksalah :
Apakah ada nyeri tekan.
Deformitas dan tanda “step-off” posterior
Pembengkakan
Tanda klinis yang menyertai kerusakan akibat trauma tulang leher adalah :
Kesukaran bernafas (pola nafas diafragma, pola nafas paradoksal)
Kelumpuhan otot dan hilangnya refleks (periksa sfinkter ani)
Hipotensi dengan bradikardia.
Jika tersedia alat sinar X maka foto tulang leher dilakukan pada posisi AP dan posisi
lateral yang menampakkan sendi atlas-axis dan tujuh ruas tulang leher.
Perhatian :
Jangan memindahkan / membawa pasien dengan dugaan trauma tulang leher
pada posisi duduk atau tengkurap
Pastikan dulu pasien dalam kondisi stabil sebelum transportasi.






Evaluasi fungsi neurologis
Untuk evaluasi berat dan luasnya cedera, jika pasien sadar tanyakan dengan jelas apa
yang dirasakan dan minta pasien untuk melakukan gerakan agar dapat dievaluasi fungsi
motorik dari ekstremitas atas dan bawah.
Respons motorik
Diafragma berfungsi normal C3, C4, C5
Mengangkat bahu C4
Fleksi siku (biceps) C5
Ekstensi pergelangan tangan C6
Ekstensi siku C7
Fleksi pergelangan tangan C7
Abduksi jari tangan C8
Membusungkan dada T1-T12
Fleksi panggul L2
Ekstensi lutut L3-L4
Fleksi dorsal pergelangan kaki L5-S 1
Fleksi plantar pergelangan kaki S1-S2
Respons sensorik
Paha anterior L2
Lutut anterior L3
Pergelangan kaki anterolateral L4
Jempol kaki dan jari kedua dorsal L5
Kaki lateral S1
Betis posterior S2
Perineum S2-S5
Jika fungsi motor dan sensor menunjukkan cedera total dari medula spinalis maka
kemungkinan sembuh sangat kecil.
Hilangnya fungsi otonomik pada cedera medula spinalis terjadi dengan cepat tetapi
kembalinya sembuh sangat pelahan

TRAUMA EKSTREMITAS (ANGGOTA GERAK)
Pemeriksaan harus meliputi :
warna dan suhu kulit
perabaan nadi distal
tempat-tempat yang berdarah
deformitas ekstremitas
gerakan ekstremitas secara aktif dan pasif
gerakan ekstremitas yang tak wajar dan adanya krepitasi
derajat nyeri bagian yang cedera
Pengelolaan cedera ekstremitas harus ditujukan pada :
memelihara aliran darah ke jaringan perifer
mencegah infeksi dan nekrosis kulit
mencegah kerusakan pada syaraf perifer
Masalah-masalah khusus
Hentikan perdarahan aktif dengan cara menekan langsung pada bagian yang berdarah.
Pemakaian torniket lebih merugikan karena jika terlupa untuk melonggarkan akan
mengakibatkan ischemia yang merusak jaringan.
Fraktur terbuka. Setiap luka yang berada dekat fraktur harus dianggap sebagai
luka-luka yang saling berhubungan. Prinsip pengobatan meliputi :
- menghentikan perdarahan eksternal
- immobilisasi dan mengatasi nyeri
Sindroma kompartemen disebabkan oleh kenaikan tekanan internal pada
kompartemen fascia. Tekanan ini mendesak / menekan pembuluh darah dan syaraf
tepi. Perfusi menjadi kurang, serat syaraf rusak dan akhirnya terjadi iskemia atau
bahkan nekrosis otot.
Bagian ekstremitas yang teramputasi harus ditutup kasa steril yang dibasahi
NaCl 0,9% kemudian dibungkus dengan kantong plastik steril. Potongan ekstremitas
ini dapat dipertahankan sampai 6 jam tanpa pendinginan, sedang jika didinginkan
dapat bertahan sampai 18 – 20 jam.
Benda asing yang menembus tubuh sampai dalam, harus dibiarkan tetap ditempatnya
sampai dilakukan eksplorasi di kamar bedah

Terapi Pendukung untuk cedera ekstremitas : Fasciotomi dini
Akibat dari sindroma kompartemen sering diabaikan:
Kerusakan jaringan akibat hipoksemia: Sindroma kompartemen dengan
peningkatan tekanan intramuskuler (IM) dan kolaps aliran darah lokal sering
terjadi pada cedera dengan hematoma otot, cedera remuk (crushed), fraktur atau
amputasi. Bila tekanan perfusi (tekanan darah sistolik) rendah, sedikit saja
kenaikan tekanan IM dapat menyebabkan hipoperfusi lokal. Pada pasien
normotermik, shunting aliran darah mulai terjadi pada tekanan sistolik sekitar 80
mmHg. Sedang pada pasien hipotermik shunting terjadi pada tekanan darah lebih
tinggi.
Kerusakan akibat reperfusi adalah lebih buruk : Jika hipoksemia lokal (tekanan IM
tinggi, tekanan darah rendah) berlangsung lebih dari 2 jam, reperfusi dapat
menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang ekstensif. Pada kasus-kasus
ekstremitas dengan syok berkepanjangan, kerusakan akibat reperfusi sering lebih
buruk dibanding cedera primernya. Karena itu dekompresi harus dikerjakan lebih
awal, terutama kompartemen di lengan atas dan tungkai bagian bawah.
Jika sumber perdarahan dapat dikuasai, kami menganjurkan fasciotomi untuk
kompartemen lengan atas dan tungkai bawah dikerjakan di lokasi kejadian jika
waktu untuk evakuasi mencapai 4 jam atau lebih.
Fasciotomi harus dapat dikerjakan oleh setiap dokter atau perawat terlatih dengan
anestesia ketamine.



Reader Comments



Welcome in blog cared Health

Thank you for taking the time to visit my blog! To you that felt did not yet know about the world of the health come on here the Solution to the life of your health !

Health Cafe by Health Life You

Search This Blog

Subscribe Now: standard

Translate Language


Masukkan Code ini K1-17893D-2
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com